Subscribe:

pulsa

Sabtu, 21 Februari 2015

Pangeran khayalan berkacamata

Hai, Dharma!

Ah, akhirnya aku sempat juga menuliskan surat ini padamu. Apa kabar? Sedang apa dirimu sekarang? Bagaimana kabar gadis berjilbab kelincimu? Kalian baik-baik saja kan? Apa kamu masih suka membuat "bunny" mu pipinya bersemu malu? Kamu memang pandai merayu, walaupun tanpa madu. Itu yang membuatku suka.

Kapan terakhir kita "bertemu"? Beberapa menit yang lalu sebenarnya, aku baru saja melihatmu yang memesan secangkir coffee latte panas. Ceritanya jarak sedang iseng memisahkanmu dan bunny-mu. Tapi kalian tidak pernah menanggapi keisengan jarak, tetap saja bahagia. Itu juga yang membuatku suka.

Sindhu Dharma Wijaya.
Nama lengkapmu langsung menempel dikepala ketika pertama kali di "ucap"kan. Nama yang keren, aku suka. Walaupun aku yakin apapun namamu tetap saja aku suka. Haha. Aku aneh ya? :p Aku tidak ingat persis kapan mengenalmu, semua seperti berjalan begitu saja bertemu dengan kisah cinta lelaki abu-abu dan wanita berwarna jeruk itu membawaku pada sosokmu. Tidak sendiri tentu saja, banyak yang juga jatuh cinta padamu sejak pertama kali kemunculanmu. Entah magnet apa yang kamu bawa kemana-mana. Mungkin karena sosokmu yang tergambar begitu sempurna. Seperti sesosok pangeran khayalan dari cerita khayalan gadis-gadis ketika masih kanak-kanak dulu. Sosok yang terlalu susah ditemukan untuk bisa hadir di dunia nyata sekarang ini.

Dharma, kebanyakan gadis akan cemburu ketika lelaki nya dekat dengan sosok gadis lainnya. Tapi, sepertinya kali ini tidak berlaku padaku untuk kamu dan bunny mu. Aku justru senang melihat kisahmu yang selalu baik-baik saja. Lagi-lagi aku mungkin terjebak pada khayalan kisah sempurna dari putri dan pangeran. Sudahlah, tak usah pedulikan itu. Toh yang terpenting aku suka. Itu saja.

Hai, kamu yang pernah masuk dalam bunga tidur di salah satu malamku. Aku pernah menceritakan tentang itu di salah satu forum bersama penciptamu, dan tentu saja aku diketawakan. Aneh memang, Aku pun heran kenapa bisa terjadi, tapi buktinya memang terjadi. Bagaimana lagi. Terima saja. Toh ada untungnya, aku pulang dengan banyak merchandise karena menceritakan itu. Haha.

Lelaki berkacamata, aku sudahi saja surat ini ya. Karena sejujurnya aku pun bingung menceritakan apa lagi. Kasian kamu, kasian penciptamu yang mungkin saat ini sedang membaca dan tertawa. - Hai mas Sweta-. Surat ini hanya ingin menceritakan satu hal. Tentang aku yang rindu pada kamu, sosok dua dimensi hitam putih yang tergambar rapi dari tangan penulismu. Siapa tahu surat ini akan membuatmu tiba-tiba hadir di bunga tidurku malam ini. ;)

Semoga kamu baik-baik saja dimanapun berada, entah sedang sendiri atau bersama gadis berjilbab kelincimu. Tetap menjadi sosok pangeran khayalan, karena tidak perlu nyata jika mampu membuat bahagia. Semoga saja saya tidak dianggap gila. ;p

salam,
gadis berjilbab tanpa telinga kelinci yang pernah memimpikanmu.

Untuk Sindhu Dharma Wijaya, tokoh fiksi dalam komik "Grey dan Jingga" dari Sweta Kartika.

fakfak, 21 Februari 2015

@dede_crh

cc: @SwetaKartika

#30HariMenulisSuratCinta
Hari ke-23

@PosCinta @MungareMike