Subscribe:

pulsa

Rabu, 21 Mei 2014

Corat-coret baju kelulusan? Saya tidak!!! Kamu???

Musim kelulusan, katanya begitu.. Walaupun ujian SD baru saja berlangsung, untuk kalangan SMA pengumuman sudah dikeluarkan.. Ada yang bahagia dan juga ada yang kecewa.. Karena tahun ini (lagi-lagi) ada yang tidak berhasil untuk lulus.. Saya tidak sedang ingin menyinggung soal penghapusan UN.. Karena sampai saat ini saya masih tetap setuju dengan UN ini.. Hanya tentu saja perlu banyak evaluasi disana-sini.. Atau pun membahas presentasi kelulusan dan ketidak lulusan di tiap daerah.. Tidak, bukan itu.. Saya ingin mengatakan sesuatu yang lebih penting dari itu.. Setidaknya menurut saya begitu.. Karena (lagi-lagi) begitu banyak media massa yang membahas ditiap beritanya.. Sesuai judul tulisan diatas, corat-coret baju.. Ya, ajang mencoret baju dalam rangka menyambut sebuah kelulusan.. saya juga kurang tau persis sejak kapan tradisi ini dimulai.. Dan saya juga kurang tau persis berapa banyak yang sudah membahas tentang masalah ini.. Corat-coret baju, yang menurut mereka yang melakukannya adalah ajang sekali seumur hidup.. Ajang untuk "merayakan" kelulusan.. Saling menuliskan nama teman dan kawan, dengan alasan untuk jadi kenangan? Benarkah?

Dek.. Seperti yang mungkin tertulis di berbagai media tulisan, media visual, media audio.. Corat-coret baju itu tidak banyak gunanya, apalagi sampai melakukan konvoi memacetkan jalan raya.. Bahkan mungkin tidak ada gunanya.. Untuk apa melakukan itu? Merayakan kelulusankah? Sekitar 5 tahun yang lalu saya juga mengalami hal yang serupa, dan memeluk erat sahabat disamping saya yang melihat pengumuman kelulusan bersama hingga air mata jatuh tanpa diduga merupakan sebuah perayaan terbesar menurut saya.. "Tapi kak, terlalu cemen untuk seorang lelaki menangis dan berpelukan dengan temannya.." Dek, mungkin iya kalian para lelaki tidak akan mau meneteskan air mata.. Tapi memberi sebuah pelukan hangat saling memberi selamat ketika kamu berhasil memaknainya itu sudah lebih dari sekedar perayaan.. Dan dek, kelulusanmu tidak untuk dirayakan, tapi untuk disyukuri.. Seperti do'a yang selalu kalian panjatkan sebelum ujian.. Kenapa tidak ucapkan saja syukur terbesarmu? Lupakah kamu pada tangisanmu pada Tuhanmu di perjuangan sebelum ujian?

Dek, apa lagi yang mau kamu harapkan dari corat-coret seragam sekolahmu.. Kenang-kenangan? Betulkah? Kakak tidak begitu yakin dengan ini.. Ketika kalian sampai dirumah, ketika kalian sibuk untuk persiapan kuliah, ketika kalian sibuk untuk memasuki dunia kerja.. nanti.. entah kapanpun itu kalian akan melupakan baju tercoretmu itu.. Kenapa kalian tidak perbanyak saja foto bersama? Kenapa tidak kalian buat saja video bersama kawanmu.. Upload di media sosial seperti kebiasaan anak muda jaman sekarang.. Itu kenangan yang lebih "abadi" dibanding menyimpan baju butut yang tercorat-coret.. Kakakpun tidak yakin baju itu akan kalian simpan dalam waktu yang lama..

Dek, darimana kamu mendapatkan seragam itu? Ayahmu kah? Ibumu kah? Atau saudaramukah? Entah darimanapun itu.. Kakak yakin benar, dengan kalian berani mencorat-coret baju itu artinya baju itu bukan berasal dari keringat kalian.. Karena kalian tidak paham betapa tidak mudahnya mencari selembar seragam untuk kalian.. Pun ketika kamu dari kalangan orang berada.. Dek, ayahmu.. Ibumu.. Tidak akan bangga melihat baju seragam yang telah mereka belikan untukmu dengan susah payah, telah tercorat-coret oleh tanganmu dan kawan-kawanmu.. Apalagi tanpa ada nama ayah ibumu.. Ah, pasti kamu lupa.. Ayah ibumu lebih penting dari sekedar menuliskan nama temanmu.. Bukan begitu?

Dek, kamu berhasil lulus disaat ada kawanmu yang tidak lulus di luar sana itu sudah jadi hal yang sangaaaat membanggakan buat ayah ibumu.. Harta paling berhargamu.. Mereka tidak akan meminta kembali baju yang telah mereka berikan untuk menunjang sekolahmu.. Tenang saja.. Kamu tidak perlu takut diminta kembali sampai-sampai harus mencorat-coret baju seragammu..

Dek, kamu tau? Disaat kamu mencorat-coret bajumu.. Disaat yang sama, sangat mungkin ada kawanmu.. Adekmu.. Saudaramu yang sedang terduduk menangis melihat baju seragam yang tidak mungkin dia dapat miliki kamu coret seenaknya.. Dek, sekalipun kamu tidak ingin memberikan bajumu ke mereka.. Setidaknya pakailah hati nuranimu untuk diberikan pada mereka.. Mereka tidak akan mengemis-ngemis meminta baju bekas darimu.. Mereka hanya ingin kamu mau menghargai baju itu.. Ya, bagimu itu hanya selembar baju usang tapi bagi mereka bisa saja emas berlian.. Bukalah hatimu..

Dek, dapat darimana spidol.. Cat.. Pilox.. Atau apapun namanya itu.. Yang kamu gunakan untuk mencorat-coret bajumu dan baju kawanmu.. Belikah? Mintakah? :)) kakak tau kamu bisa mengerti..

Dek, jika kamu telah mencorat-coret bajumu dan kemudian membaca ini.. Lakukanlah sesuatu, setidaknya minta maaflah pada ayah ibumu.. Dan sebarkan nasihat sederhana ini pada adik-adikmu.. Biar tidak ada lagi baju-baju lain yang tercorat-coret ditengah perayaan kelulusan mereka.. Tidak usah malu..

Dek, jika kamu membaca ini sebelum perayaan kelulusanmu.. Semoga kamu menjauh dari mrncorat-coret bajumu.. Katakan tidak pada kawanmu.. Ajak kawanmu untuk tidak melakukan itu.. Sungguh baik, apalagi sampai bisa membujuk untuk melakukan hal lebih baik dari sekedar tidak mencoret baju bersamamu.. Sekali lagi, tidak usah malu..

Dan jika kamu sama seperti aku, yang melewati masa kelulusannya tanpa mencoret baju.. Banggalah.. Banggalah bersamaku.. Bersyukurlah.. Bersyukurlah bersamaku.. Kita berhasil melakukan paling tidak satu hal baik.. Apalagi jika kalian melakukan yang "lebih" lagi.. Banggalah.. Bersyukurlah..
Walau hal sesederhana tidak mencoret baju, yakinlah kita telah melakukan sesuatu.. Minimal tidak membuat mereka yang begitu susah mendapat baju terduduk menangis karna ulah kita di tempat yang mungkin kita tidak tau.. Lagi-lagi tidak usah malu.. Kebanggaan orang tua dan keluarga jauh lebih besar dari sekedar bangga mencoret baju..

Untukmu, untuk kita.. Yang diberikan kesempatan untuk merasakan nyamannya memakai seragam itu.. :))

Beribu maaf yang sangat mendalam, jika kamu tidak sependapat denganku.. Dan ada kata-kata yang menyinggungmu.. Maaf terdalam dariku..