Subscribe:

pulsa

Sabtu, 15 November 2014

Panggil saya anak baru

Dari kecil saya sudah suka mempunyai keinginan yang aneh.. Salah satunya keinginan untuk tau gimana rasanya jadi anak baru, keinginan untuk pindah sekolah!!! Salah satu keinginan aneh yang tentu saja tidak tercapai.. Haha.. Tapi keinginan tetaplah keinginan, walaupun dalam bentukan yang berbeda.. Saya tetap suka untuk ingin jadi "anak baru", dan Jakarta menjadi salah satu penyebab yang mewujudkan keinginan aneh saya.. :D tapi sepertinya keinginan satu ini tidak berhenti untuk menuntut.. :p masih gemar mencari korban.. Haha.. Tak apalah.. Toh ini bukan hal buruk, tidak ada salahnya dipelihara.. Bahkan sepertinya suatu keharusan untuk dipelihara.. :))

Saya tetap mau terus-terusan jadi anak baru.. Di tempat baru.. Dengan kawan baru.. Pesaing baru.. Guru baru.. Cerita baru..

Senin, 10 November 2014

Tentang berbagi yang selalu mencipta bahagia

 " The World is full of nice people. If you can't find one, be one"


Berbagi itu tidak pernah rugi. Sebuah kalimat yang entah saya sendiri tidak pernah mengingat dimana pertama kali mendengarnya atau sejak kapan saya mulai menyukai kalimat pendek tersebut. Saya memang bukan orang yang pandai mengingat bagaimana dan kapan sesuatu itu bermula. Tapi yang jelas saya begitu jatuh cinta pada kalimat itu. Ya, tidak akan pernah merugi ketika kita mau berbagi. Itu yang membuat saya menjadi ketagihan melakukan hal yang satu itu, terutama setelah merasakan hidup sendiri di kota sebesar Jakarta ini.

Semuanya seperti berjalan dengan cepat, ketika pertama kali bergaul dengan kehidupan kampus dan mengikuti beberapa kegiatan sosial tidak terasa perburuan saya mempertemukan saya dengan begitu banyak orang baik di Jakarta ini. Saya yang sejak dilahirkan dan dibesarkan di pulau paling timur di Indonesia tidak pernah membayangkan akan menemukan banyak hal di kota ini, bahkan memikirkan akan tinggal di kota ini pun tidak. Di kota saya dibesarkan, saya melihat semuanya terasa normal saja. Melihat orang-orang yang sibuk bekerja, beraktifitas, berjualan, bersekolah, dan terkadang diselingi ketegangan situasi yang tiba-tiba terjadi, sekolah dipulangkan dengan sedikit cepat, menghindari dan memilah-milih jalan untuk pulang ke rumah setiap kali ada pemalangan jalan karena begitu seringnya konflik terjadi disana. Dan itu semua terasa normal saja bagi saya saat itu. Mungkin itulah kenapa ada banyak pepatah yang menyuruh kita untuk merantau. Merantaulah, kau dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan; merantaulah, maka kamu akan mendapatkan berbagai hal dalam hidup mu; merantaulah, maka kamu akan tahu bagaimana rasanya rindu dan kemana harus pulangYa, merantaulah dan disini saya sekarang. Mendapat banyak pelajaran di kota sebesar ini. Kota yang begitu memberikan banyak kejutan. Jakarta, kota dimana bercampurnya kemakmuran dengan kemelaratan yang ajaibnya hidup "berdampingan".

Di kota inilah perburuan saya naik dengan drastis, dan dikota inilah saya bertemu dengan mereka salah satu dari sekian banyak orang baik di kota ini yang dengan tulus bergerak atas nama kemanusiaan. Bermula dari hobi saya berburu event dan akun sosial di media sosial, bertemulah saya dengan sebuah gerakan dengan ide sederhana membagikan sebungkus nasi kepada mereka yang membutuhkan. Gerakan yang menamakan diri sebagai "Berbagi Nasi" , yang setelah beberapa kali gagal untuk ikut bergabung akhirnya diberi kesempatan juga untuk bergabung dengan berbagi nasi Jakarta. #berbaginasiJKT



Sama seperti kegiatan lainnya, dengan bermodal kenekatan dan kontak dari media sosial berangkatlah saya bersama seorang kawan. Selalu ada rasa yang baru ketika mulai berbagi, rasa yang berbeda pada setiap macam jenis berbagi. Termasuk kali pertama mendatangi gerobak yang di sampingnya tertidur satu keluarga dengan nyenyaknya. Saya garis bawahi, dengan nyenyak. Setidaknya itu yang terlihat dari mata nyata saya, mungkin kelelahan mencari botol-botol plastik, kardus-kardus, dan barang-barang bekas lainnya membuat mereka bisa dengan "nyaman"nya menikmati tidur beralas sebuah spanduk tipis dan beratap langit jakarta, tanpa kasur yang empuk, tanpa bantal yang nyaman atau bahkan selimut yang halus. Mungkin juga karena untuk melupakan rasa lapar mereka. Saya bukan tipe orang yang pandai bercakap pada orang lain, apalagi pada mereka yang lebih tua. Bahkan ngobrol dengan guru pun saya gemetaran. haha. Satu persatu nasi yang menjadi amanah dari para donatur dibagikan satu persatu oleh pejuang nasi, istilah untuk para volunteer yang bergerilya menyalurkan donasi. Singkat kata, saya menikmati berbagi malam itu dalam diam. Menikmati setiap waktu ketika berbagi sebungkus nasi, menikmati setiap ucapan syukur, do'a dan terimakasih yang tulus dari mereka, menikmati setiap senyuman dari mereka yang entah kenapa begitu nyaman untuk dinikmati. Hari pertama saya bergabung berakhir sangat malam, setidaknya saya tidak membayangkan akan pulang semalam itu. Walaupun sejak awal kuliah saya sering pulang malam. haha. Dan malam itu sejujurnya walau badannya lelah tapi berakhir dengan rasa kebahagiaan yang luar biasa. :'D

Ketagihan itu pun berlanjut dimalam-malam selanjutnya. Cerita tiap malam pun berbeda, tentu saja. Walaupun terkadang target yang ditemui sama. Tidak akan selesai tulisan ini kalau harus menceritakan satu persatu. Dari ibu-ibu yang sakit karena tertabrak, bapak penyapu jalanan yang tengah malam tidur sendirian di pinggiran jalan bersama sapunya, bapak yang ketika ditanya ternyata belum makan dari siang :'(, bapak-bapak yang terlihat sangat nyenyak tertidur karena kelelahan sampai susah untuk dibangunkan, dan begitu banyak cerita lainnya. Jika kamu ingin tau betapa wajibnya kita untuk selalu bersyukur di semua yang telah kita dapat. Bergabunglah dan berbagilah.. :)

Dari sekian banyak cerita, saya punya setidaknya satu yang begitu berkesan di minggu-minggu saya bergabung dengan @berbaginasiJKT. Tentang anak laki-laki tiga bersaudara di salah satu perempatan di Rawamangun. kakak beradik yang begitu bersemangat membantu ibunya mengumpulkan botol-botol, kardus-kardus, dan kertas-kertas untuk dikilokan dan mendapatkan sedikit uang untuk sekedar makan. Dua diantara seharusnya duduk di bangku SD, jaelani dan aldi. Tapi keadaan yang membuat mereka tidak bisa mengenyam bangku tersebut. Walaupun mereka begitu ingin untuk bersekolah, namun kata ibu mereka belum ada yang menawarkan kembali sekolah gratis. :') Suatu malam saya bertanya pada salah satu dari mereka:

"mau kakak kasih buku gak? kalau mau belajar nanti kakak bawakan"

mereka hanya menatap dan tersenyum tanpa memberikan jawaban. singkat cerita, di beberapa minggu berikutnya setelah sebelumnya pernah lupa membawakan bukunya, saya bawa juga beberapa buah buku dan satu pak pensil mewarnai yang sudah diasah. Dan yang saya dapatkan sungguh menjadi sebuah kenangan yang membahagiakan, sebelumnya saya tidak pernah membayangkan mereka akan menerima itu semua dengan begitu bahagianya. Keriangan itu terpancar sangat jelas dari mata polos mereka. Ya, tatapan keceriaan lebih dari seorang anak kecil yang girang menerima es krim atau bahkan sepeda di hari ulang tahun mereka! Hanya dari tiga buah buku yang bagi saya harganya tidak seberapa dibandingkan buku-buku kuliah saya atau bahkan koleksi novel dan buku puisi saya, tapi saya dapatkan sinar mata keceriaan yang begitu membahagiakan. ya, saya bahagia! :))

Oh iya, saya tergabung dalam @berbaginasiJKT wilayah timur yang bergerak rutin di tiap hari jum'at malam dengan starting point berkumpul di belakang gedung Rabbani rawamangun jam 9 malam. Berbagi nasi Jakarta sendiri dibagi kedalam 5 tempat, jakarta timur, jakarta barat, jakarta pusat, jakarta selatan dan jakarta utara. Ada cerita lain yang ingin saya tuliskan, tentang para pejuang nasi yang hebat. Mereka orang-orang yang membuat saya betah untuk terus mau hadir di hampir tiap jum'at malam. Mereka yang seperti tidak punya lelah disamping semua aktifitas pribadi mereka, mereka yang selalu membuat keriangan di setiap malam kami "bergerilya", mereka yang menerima "anak baru" dengan tangan terbuka dan tanpa beda, mereka merangkul dengan cepat sehingga kami merasa rugi jika tidak melewatkan malam bersama mereka, mereka yang membuat saya tidak merasa kerepotan ketika tiap hari jum'at harus mencari pinjaman motor (maklum anak kosan), mereka yang membuat saya tidak merasa lelah walau harus pulang diatas jam 12 malam (ampun emak, anak gadismu berkeliaran di tengah malam :p) dan mereka salah satu alasan berbagi nasi Jakarta tetap ada :3 Walaupun terkadang jumlah pejuang nasi hanya beberapa tapi tidak mengurangi niat tulus mereka untuk menuntaskan amanah dari para donatur. lihat foto cerianya kami. hahaha.

@berbaginasiJKT
Berbagi Nasi Team Jakarta Timur
Diakhir semua curhatan panjang membosankan ini, saya mau berterimakasih pada semua bagian dari berbagi nasi terutama @berbaginasiJKT untuk semua pelajaran, pengalaman, dan keceriaan yang kalian berikan di waktu kurang lebih 5 bulan ini. Semoga saya tidak lelah melakukan kebaikan di manapun saya berada, walau mungkin tidak dengan cara yang sama. Waktu dan jarak memang akan memisahkan raga kita, tapi hati kita tidak. ciiieeee.. :p Mudah-mudahan diberi kesempatan lagi untuk datang ke Jakarta dan bersilaturahmi kembali. :))





Tertarik dengan berbagi nasi? cek aja info lengkapnya
web: berbaginasijkt.com
twitter : @berbaginasiJKT , berbagi nasi Indonesia
facebook : berbagi nasi







Saatnya Berbaginasi!
Let's Go Team!

Kamis, 06 November 2014

mencipta rindu

bagaimana menggambar resah?
sepertinya hati sedang berulah
entah
titik lepas diujung sua
ada malu di setumpuk haru
ada ragu di tingginya mau

bagaimana menenangkan risau?
berdamai dengan waktu
pencipta jarak pembuat rindu
hadirkan celah sendu

pada hati yang mencipta rindu
ceritakan ini pada waktu
tentang hati yang meragu
tentang waktu yang tak mau tau
memotong rasa yang memulai bersatu

bagaimana cara menggugat rasa?
meminta untuk tidak memancing airmata
menuntut untuk mampu menerima
tentang jarak
tentang jalan
yang lagi dan lagi harus datang

tentang waktu yang mencipta
sebuah rindu dan cerita
tentang jarak yang memaksa
bentang simpangan pemrakarsa kisah

biarkan aku berceloteh manja

tentang aku yang kembali memulai
memulai mencipta rindu
sebentar lagi


---------------------------------------------
Jakarta, november 2014