Subscribe:

pulsa

Rabu, 04 Februari 2015

Kak, siapa namamu?

hei.. apa kabarmu jauh disana?
tiba-tiba teringat cerita yang pernah kita upayakan
ku fikir aku berhasil melupakanmu
berani-beraninya kenangan itu datang tersenyum.

oh hai.. maaf saya malah mengawalinya dengan sebuah lagu. sebuah potongan lagu dari salah satu band favorit saya, The Rain. Gagal Bersembunyi. iya,  karena bosse @PosCinta kali ini membuat tema untuk surat 4 februari. For the first time in forever; dan itu membuat saya tiba-tiba teringat sama kakak. sebenarnya lagu itu tidak sepenuhnya menceritakan gambaran saya ke kakak sih. saya memang ingin menanyakan apa kabar kakak disana? tapi kita tidak pernah punya cerita yang diupayakan. haha. jangan mempermasalahkan ini ya kak. :)

saya bingung kak, bagaimana harus mengisi surat ini yang bisa buat kamu senang ketika menerimanya. Tapi bosse meminta saya untuk harus menuliskannya. Ya, walaupun saya tidak yakin benar apa surat ini akan sampai ke kakak. Pak pos pun akan bingung harus mengantarkan surat ini kemana, karena bahkan nama persis kakak pun saya tidak tahu. :( tapi tak apalah, saya bertekad tetap menuliskan ini untuk kakak. sebenarnya surat ini tidak cocok dibilang surat cinta,mungkin saya namakan saja surat ini surat rindu. oh iya kak, kalau kakak tidak kenal siapa bosse kakak cari saja twitternya @PosCinta, siapa tau kakak berniat mengirimkan surat balasan. :D

kak, sepertinya memang Tuhan sudah menggariskan jalan seperti ini. Sebelum saya mencoba untuk menuliskan 30 buah surat cinta ini beberapa hari yang lalu tiba-tiba saja saya ingin membuka tulisan di buku harian saya jaman dulu. kau tau kak, saya dulu kekanakan sekali. sungguh memalukan. haha. >.< Dari situ saya menemukan nama kakak. kakak jangan bingung dulu, nama kakak yang saya tuliskan di buku itu mungkin bukan nama kakak yang sebenarnya soalnya saya memang tidak pernah benar-benar tau siapa nama kakak. :(

kak, jujur saya tidak ingat persis kapan pertama kali saya benar-benar bertemu kakak. saya cuma ingat tempat pertama saya ketemu kakak di masjid itu. saat itu saya murid yang sedang belajar mengaji, sungguh saat itu saya merasa masih sangat kecil. tebakan saya saat itu kakak sudah SMA. apa-apaan saya bisa-bisanya ngeliatin anak SMA yang bahkan sudah jadi guru mengaji di tempat saya menjadi muridnya. haha. Sudahlah. Kak, saya waktu itu tidak mengerti apa yang benar-benar terjadi. sepertinya senyum kakaklah yang membuat saya akhirnya mengingat kakak untuk pertemuan pertama yang teringat sampai saat ini atau mungkin juga karena saya selalu suka pada senyuman. kak, waktu itu kakak memang guru baru di tempat itu dan tentu saja tidak untuk mengajar saya yang kebetulan sudah cukup lama menjadi murid disana. Kita tidak pernah bercakap, pun dengan status guru dan murid. Tapi ada hal yang ingin saya ceritakan pada kakak sekarang; satu hal yang selama ini saya simpan sendiri karena ini membuat saya malu bahkan ketika mengingatnya; ada satu momen ketika saya mengaji dengan guru mengaji saya, awalnya lancar-lancar saja tapi entah kenapa tiba-tiba kakak harus datang ke meja di dekat tempat saya. kak, kakak tau waktu itu saya gemetar sekali. gugup yang tidak tau bagaimana cara meredakannya, bahkan sampe dimarahin guru saya. kak, saya malu menceritakan ini. tapi saya ingin kakak tau, kalau kakak dulu pernah membuat saya tidak bisa tenang. kakak pernah membuat saya bingung harus ngapain. Pertama kalinya kakak yang membuat saya kehilangan konsentrasi ketika mengaji. Eh, kakak bukan jelmaan setan kan?

kak, saya tidak yakin benar apa yang terjadi pada saya waktu itu. Karena itu semua hanya berlangsung di waktu beberapa menit saja. Tidak ada lanjutannya, rasa yang berbeda ketika pertama kali saya merasa jatuh cinta, walaupun tetap saja masih teringat. Mungkin itu hanya rasa kagum dari seorang bocah kecil, mungkin juga sebuah rasa takut, atau rasa yang belum pernah ada pengertiannya. Saya terlalu kecil untuk harus memikirkan itu. Kak, sejak saya pertama kali melihat senyum kakak sampai saat ini saya tidak pernah tau siapa nama persis kakak selain nama yang saya ciptakan sendiri dengan menerka saja waktu itu. bahkan kak, saya saat ini tidak begitu yakin masih mengingat bagaimana rupa kakak. aneh sekali saya ya kak. tapi kak, kata orang sesuatu yang dipendam kelamaan itu bisa jadi jerawat eh gak  juga sih kalaupun iya toh saya bukan orang yang terlalu peduli pada jerawat sebenarnya. ah, pokoknya kak saya cuma tiba-tiba rindu kamu saja kok. saya tidak tau ini benar atau tidak, tapi saya masih berharap bertemu kakak. Walaupun sebenarnya alasan utama hanya karena saya penasaran saja  dengan apa yang akan terjadi pada saya ketika bisa bertemu kembali dengan kakak. Maaf kak, tapi memang hanya sebatas itu. Ya, sebatas ingin tau. Sebatas itu. Mungkin.

Kak, boleh aku tau namamu? Bagaimana kabarmu? Bisa kita bertemu?

Fakfak, 4 februari 2015

Hari ke-6
#30HariMenulisSuratCinta

@poscinta @mungaremike