Subscribe:

pulsa

Jumat, 18 Juli 2014

Kebaikan untuk kemanusiaan tidak punya dinding untuk dibandingkan


Sebelumnya saya mohon maaf bila tulisan ini membuat adanya pihak-pihak yang merasa tersakiti, tulisan ini semata-mata untuk mengungkapkan apa yang menjadi pikiran saya akhir-akhir ini. Sekali lagi, ini murni dari pemikiran pribadi saya ditunjang dengan sedikitnya pengalaman dan pelajaran yang sudah saya dapatkan selama ini. Mohon maaf untuk pemilihan diksi yang tidak tepat. Semoga saya tidak menuliskan ini dalam keadaan emosi melingkupi kepala saya.

Langsung saja, sebenarnya ini bukan atau tidak termasuk "masalah" baru. Kejadian ini terus dan begitu sering berulang. Fenomena yang sering memancing banyak pihak untuk ikut berkomentar, termasuk saya. Fenomena membandingkan musibah di satu tempat dengan keadaan di tempat lain. Mungkin sebaiknya saya langsung masuk pada intinya, biar memudahkan untuk mencerna pemikiran saya. Sudah diketahui, akhir-akhir ini media dan dunia gencar dengan pemberitaan Gaza (Palestina) yang sedang mengalami krisis masalah kemanusiaan. Saya tidak akan membahas "masalah" yang terjadi disana, saya tidak punya cukup ilmu untuk membahas masalah tersebut. Namun bahasan ini menyangkut dengan "Fenomena Gaza" yang terjadi sekarang. Banyak pemberitaan media massa, cetak, televisi, radio, bahkan media sosial begitu gencar menceritakan tentang ini. Muncullah begitu banyak tanggapan baik positif atau negatif, muncul banyaknya bantuan dan perhatian baik perorangan maupun lembaga yang turut mengecam, menindak dan juga turun tangan untuk membantu masalah kemanusiaan ini. Namun tentu saja, selalu ada pihak pro dan kontra. Fenomena Gaza ini, "mengalirkan" pemikiran dan tulisan-tulisan baru yang kalau boleh saya tarik kesimpulan berpedoman pada pepatah yang mengatakan "Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak".
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fimg.allvoices.com%2Fthumbs%2Fevent%2F609%2F480%2F68188000-love-indonesia.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fwww.allvoices.com%2Fcontributed-news%2F7549380%2Fimage%2F68188000-i-love-indonesia&h=480&w=609&tbnid=GAF0-9mrvk4KHM%3A&zoom=1&docid=MWVndChgg-78nM&ei=k6fIU5dQ0vnxBbqRgIgE&tbm=isch&ved=0CDsQMygaMBo&iact=rc&uact=3&dur=1367&page=2&start=19&ndsp=24
I Love Indonesia
Ya bermunculan begitu banyak artikel, komentar, "cuitan" dan berbagai jenis tulisan yang senada dengan pepatah tersebut. Dengan "membawa" nama fenomena gaza yang (kelihatan) begitu banyak menyedot perhatian publik, muncullah adengan membandingkan dengan keadaan Indonesia saat ini (read: salah satunya mengkaitkan dengan keadaan di Papua). Saya baru saja membaca sebuah artikel yang tertulis di kompasiana dengan judul cukup membuat saya tergerak untuk menulis ini. Judul yang tertulis adalah "Di Mata Indonesia, Palestina Lebih Penting daripada Papua" (salam hormat buat penulis artikel ini, keberagaman pemikiran itu yang akan selalu jadi pembelajaran bersama). Menurut saya judul tulisan ini saja cukup untuk "memprovokasi" pemikiran banyak orang yang menyetujui bahwa pepatah yang saya katakan diatas sedang terjadi saat ini. SEAKAN-AKAN terbersit pemikiran bahwa membantu mereka di negara lain tidak dibenarkan selama negara sendiri masih terabaikan. Dan saya tidak menyetujui pemikiran seperti ini. Masalah kemanusiaan tidak pernah dan tidak akan layak untuk disandingkan dan dibandingkan satu sama lain. Mereka sama-sama membutuhkan perhatian, mereka tidak ada yang bisa dibandingkan. Fenomena yang terjadi saat ini bagi saya hanya bisa dikaitkan dengan masalah pemberitaan, media, informasi dan juga masalah waktu. Saat ini, waktu ini juga Gaza sedang dalam darurat kemanusiaan. Banyak media massa begitu gencar mencari informasi dan pemberitaan. Ini tentu saja akan sangat berkorelasi erat dengan tingginya perhatian yang bisa teraih, bantuan yang bisa didapatkan baik lembaga maupun perorangan. Begitu tidak tepatnya menurut saya, keadaan ini justru malah dijadikan bahan untuk dibandingkan dengan keadaan di Indonesia yang tentu saja kita sama-sama tau terjadi "masalah" kemanusiaan dimana-mana, dengan skala yang beragam dan membutuhkan perhatian yang juga tentu beragam dan banyak. Tidak ada yang kemudian menjadi "penting" dan "tidak penting" disini. Semua masalah kemanusiaan itu berstatus penting. Penting untuk diberi perhatian. Media dan dunia saat ini sedang tertuju pada Gaza, dan tentu saja perhatian dunia pun akan tertuju pada mereka dan bukan pada Indonesia. Tapi catat, bukan berarti Indonesia, negara sendiri terabaikan. Kata siapa terabaikan? Kalau ada pemikiran bahwa masalah kemanusiaan di negara kita terabaikan artinya orang tersebut termasuk dalam golongan yang mengabaikan keadaan sendiri dan terlalu berfokus pada keadaan pemberitaan media.

Seperti yang saya tuliskan di atas, masalah di negara tercinta ini tidak hanya satu macam dan tidak hanya ada di satu tempat. Dari sabang sampai merauke banyak hal yang perlu diperhatikan. Ketika media atau pemberitaan memberitakan itu semua saat ini tentu saja yang terjadi adalah "berita seadanya" atau berita sepintas lalu. Berakibat pada apa? ya tentu saja pada tidak banyaknya perhatian yang masuk. Benar? Tapi tolong jangan menganggap Indonesia kehilangan orang baik yang peduli, saya menentang keras pendapat ini. Sejak dulu sampai saat ini sudah begitu banyak organisasi, lembaga, perseorangan yang independen ataupun resmi dengan ikatan hukum yang telah bergerak begitu banyak demi menyeleseaikan masalah Indonesia yang juga begitu banyak. Berapa banyak relawan, donatur, pekerja kemanusiaan yang telah tulus ikhlas meluangkan waktunya, ruangnya, bahkan hartanya untuk membantu sedikit menyelesaikan masalah kemanusiaan di negeri ini dan perlu dicatat bukan hanya pada satu waktu saja tapi terus dan kontinu. Satu organisasi ke organisasi lain, satu kegiatan ke kegiatan lain, satu tempat ke tempat lain. Saya yakin saat inipun ada yang sedang membantu saudara kita di negeri ini yang membutuhkan bantuan, sesederhana apapun itu. Logika mudahnya begini, ketika ada musibah bencana alam di suatu tempat yang memakan banyak korban dan disaat bersamaan tentu saja masih ada anak-anak jalanan yang membutuhkan perhatian. Mana yang akan dijadikan kepentingan? Mana yang harus diberi bantuan? Tidak bisa dibandingkan bukan? Semuanya membutuhkan perhatian, semuanya membutuhkan uluran kemanusiaan. Hanya saja sudah pasti media massa akan lebih berfokus pada bencana alam itu untuk waktu yang sementara, sedangkan masalah anak jalanan akan jadi perhatian media dalam "jumlah" sedikit bahkan mungkin terhenti namun pasti diwaktu lain akan ada pemberitaan yang terus menerus dan bahkan sampai diabaikan karena bisa dianggap sebagai iklan yang berulang. Got it? Tidak ada yang bisa dibandingkan jika sudah menyangkut masalah kemanusiaan. Dan tidak ada yang salah dalam memberikan bantuan pada mereka yang membutuhkan. Lakukan saja yang terbaik dari diri kita untuk kemanusiaan, tanpa dinding pembeda, tanpa batasan agama, tanpa batasan warna kulit, tanpa batasan kondisi fisik, tanpa batasan suku, dan tentu saja tanpa batasan Negara. Jangan lupa juga jadilah media yang ikut menyebarkan semangat kebaikan dari mereka yang begitu getol menyerukan semangat menyebarkan kebaikan. Karena tanpa berita apa kita akan tahu kondisi gaza saat ini? seperti itu juga, tanpa informasi apa kita bisa tau apa yang Negara ini sedang alami dan butuhkan?
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fposters.keepcalmandposters.com%2F4050854.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fwww.keepcalmandposters.com%2Fposter%2Fkeep-calm-and-salam-kemanusiaan&h=800&w=600&tbnid=6w2o4TnM7MGX4M%3A&zoom=1&docid=etyJj-aLOGcsvM&ei=WKfIU_fpMs7y8QXd34HoCw&tbm=isch&ved=0CCIQMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=594&page=1&start=0&ndsp=22
Salam Kemanusiaan

Selalu ada pelajaran di setiap kejadian, kita pribadi hanya butuh untuk melakukan hal yang paling baik yang bisa kita lakukan. Salam Indonesia Hebat, Salam Indonesia Keren.

Note: Saya berbicara ini dari mata masyarakat biasa, tidak mau menyangkut pautkan dengan masalah pemerintah dengan kewenangannya, biarlah masing-masing manusia mempertanggungjawabkan apa yang menjadi amanahnya Kalau memang kamu merasa kebijakan pemerintah salah, kenapa tidak berusaha untuk masuk ke dalam struktur pemerintah itu dan merubah kebijakan sesuai keinginanmu? Karena bercuap-cuap diluar tanpa berbuat itu omong kosong. Kalau mengutip quote dari John F. Kennedy "Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu!". Mari sama-sama belajar. :)

random talk

Banyak tulisan di blog ini yang terbengkalai, tertulis setengah jalan dan kemudian berhenti. Tidak lagi relevan untuk diteruskan.Tulisan yang berakhir di folder draft yang tentu saja tidak di publikasikan. :(