Subscribe:

pulsa

Minggu, 15 Februari 2015

YBOP

Hari ini dapat kabar yang mengejutkan dari timeline facebook. Ternyata saya ketinggalan berita tentangmu dek. Sedikit mengejutkan dan sedih sebenarnya. Tapi, sepertinya memang ini hal terbaik buat kamu.

Oh iya, hai dek. Bagaimana sekarang? Sudah sampai malaysia kah? Pastinya ya. Bagaimana rasanya pergi sendiri? Siapa yang menjemputmu? Dimana kamu tinggal disana? Sekolah apa yang akan kamu masuki? Bagaimana perasaanmu sekarang? Sudah siap bertemu teman baru?

Ah, maaf terlalu banyak pertanyaan untukmu. Padahal mungkin kamu masih lelah setelah perjalanan yang cukup panjang. Saya hanya terlalu kaget mendengar berita hari ini. Iya, berita tentang niatmu untuk pindah sekolah ke negeri jiran. Demi cita-citamu. Meneruskan dan menyeriuskan karirmu. Mungkin saya yang tidak terlalu rutin memperhatikan semua berita tentangmu, tentu saja karena saya pun punya kesibukan sama sepertimu yang juga sibuk akhir-akhir ini.

Dek, sebenarnya tidak menyangka kalau kamu akhirnya mengambil keputusan untuk pindah sekolah. Dulu kamu enggan untuk pindah ke Jakarta karena kecintaanmu pada kota kelahiranmu. Tapi mungkin pertimbangan lain membuatmu akhirnya memutuskan untuk mengambil keputusan ini. Tak perlu khawatir, kami (saya) tidak akan mengekang keputusanmu itu sepenuhnya ada di tanganmu. Menentukan dan mengejar asamu. Saya disini tentu saja akan terus mendukungmu.

Dek, kapan terakhir bertemu denganmu? Oh iya, aku ingat waktu itu agustus 2013. Ketika akhirnya kami yang kau beri sebutan d'bieterz bertemu kembali untuk jarak waktu yang cukup lama. Saat itu, kamu sudah banyak berubah menjadi lebih mudah bicara dan diajak bercanda. Semuanya sungguh menggembirakan, terutama karena senyummu yang membuat cinta tidak pernah mau berubah.

Dek, teringat betul terakhir bertemu denganmu waktu itu. Saya yang baru saja menyelesaikan seminar skripsi saya yang hanya berselang berapa hari dari acara itu, nekat saja pergi sendiri menuju kotamu. Itu pertama kali pergi ke kotamu sendirian. Pertama kalinya juga pergi tanpa ijin dari orangtua, tentu saja karena khawatir tidak diijinkan. Bagaimana tidak, saat itu empat tahun kuliah sedang dipertaruhkan. Tentu saja Beliau yang berada di pulau cenderawasih akan khawatir. Tapi tenang saja, setelah sampai di kotamu tentu saja orangtua diberitahui. Ya setelah sampai di kotamu. Mereka mengetahui saya yang begitu menyayangimu, tentu saja mereka memberi ijin pada saya. Kalau kamu bertanya kenapa saya nekat? Jawabanya karena saya cuma tidak mau melewatkan kesempatan untuk bisa melihat senyummu lagi. :)

Dek, ada momen yang paling teringat waktu itu. Malam hari. Pertama kalinya kamu memanggil nama saya langsung depan saya, "mbak dede" begitu katamu. Kau tau dek, mungkin ini berlebihan. Tapi itu sangat berkesan, bahkan momen itu tertulis di blog ini. Cari saja kalau sempat. ;) kalau pun tidak, tak mengapa. Tidak terlalu penting juga untuk kamu, walaupun penting untuk saya. Tentu saja.

Dek, perjalanan dan perjuanganmu cukup panjang. Tidakkah ini melelahkan? Ah pasti iya, tapi saya tau. Kamu tidak akan menyerah karena alasan lelah. Mimpimu, citamu, inginmu bersanding dengan kakimu yang terus berjalan. Saya yakin benar.

Dek, tidak lagi saya mau ceritakan bagaimana rasanya setiap pertemuan denganmu begitu berkesan. Terlalu panjang surat ini nantinya. Saat ini saja mungkin kamu telah bosan. Jadi cukup saja surat (cinta) ini saya tuliskan.

Oh iya, satu lagi. Sekarang saya sudah berada di pulau paling timur Indonesia. Kembali ke tempat kelahiran. Ah, mungkin kamu tidak tahu. Bahkan mengingat siapa yang kamu panggil "mbak dede" pun suatu keberuntungan buat saya. Tidak mengapa, seperti isi suratku di atas. Saya sudah sangat bahagia ketika tetap bisa melihat senyum tulus tersungging dari kamu. Lebih dari cukup.

Diakhir surat ini, mohon terima maaf dari saya yang dilanda rindu ini. Menuliskan surat yang mungkin saja tidak kamu baca. Atau mungkin kamu baca dengan entah berekspresi seperti apa. Terserah saja. Saya cuma percaya rindu harus tersampaikan, itu kenapa surat ini tertulis dan terkirimkan.

Sukses dengan kehidupan baru di negeri tetangga, jaga kesehatan, jangan lelah berjuang, banggakan orangtua dan keluarga. Kami disini, yang tersebar di seluruh negeri kepulauan ini akan tetap mendukung apapun keputusanmu. Seperti lagu yang kau dendangkan.
"Butuh pengorbanan, tuk dapatkan impian"

Ya, berkorbanlah. Berkorban untuk impianmu. Do'a akan terus ada di sekelilingmu. Percayalah YB obiet panggrahito. :)

Salam rindu, salam sayang.

Dari "Mbak dede"
d'bieterz jakarta+manokwari+fakfak :p
Untuk kesayangan @obiet_lagilagi @forObiet @info_dbieterz

Fakfak, 15 februari 2015
@dede_crh

#30HariMenulisSuratCinta
Hari ke-17

@PosCinta @MungareMike