Subscribe:

pulsa

Kamis, 12 Februari 2015

Gadis kecil dalam gerobak

Hai adik kecil di dalam gerobak.
Banjir jakarta selalu mengulang memori ketika bertemu denganmu dulu. Kakak lupa itu 2 atau 3 tahun yang lalu, kakak memang payah dalam mengingat waktu. Waktu itu kakak pun menjadi salah satu korban banjir di ibukota. Sebagai mahasiswa pada umumnya, kakak pun saat itu terpanggil untuk berbuat sesuatu. Kebetulan di kampus kakak ada yang mengkoordinir. Sehingga kakak pun sering bolak-balik antara kos dan kampus.

Kondisi banjir saat itu sudah mulai surut, di sepanjang jalan hanya bersisa tumpukan sampah dan barang-barang yang hanyut terbawa banjir ke depan jalan. Ibumu (sepertinya) bersama pengais rejeki dari tumpukan barang bekas saat itu sedang melaksanakan pekerjaannya.
Saat itu, kamu hanya duduk di dalam gerobak berisi beberapa barang sambil memainkan sebuah boneka bekas yang begitu kumal dimata kakak. Kakak tidak tau perasaan apa yang sedang muncul saat itu, yang jelas niat kakak untuk kekampus kakak balikkan dan kembali ke kos untuk mengambil salah satu boneka koleksi kakak. Kemudian memberikannya padamu.
Adek cantik, waktu itu kamu terlihat bingung. Kamu berkali-kali berusaha melihat ke arah ibu yang sedang bekerja seperti meminta persetujuan. Tapi ibumu sama sekali tidak memperhatikanmu. Kamu yang terlihat ragu melihat begitu saja ketika kakak akhirnya memutuskan untuk meletakkan saja boneka itu di sampingmu dan beranjak pergi darimu. Kakak minta maaf adek cantik, tidak ada maksud untuk meninggalkanmu kebingungan. Kakak saat itu sedang ada keperluan juga di kampus. Padahal jujur saja, kakak ingin mengobrol banyak denganmu.

Adek cantik, boneka itu salah satu pemberian sahabat sekolahku dulu. Tapi kakak rasa akan lebih berguna jika ada di tanganmu daripada hanya terpajang begitu saja di kamar kakak. Terimalah.
Bukam maksud kakak untuk mengungkit-ungkit kejadian ini melalui sebuah surat tanpa alamat tujuan ini. Kakak hanya ingin berterimakasih padamu. Matamu, tatapanmu, senyummu dan caramu bermain sendiri di dalam gerobak itu membuat kakak belajar banyak hal darimu. Tentang ketulusan, kepolosan, keihklasan dan ketidakmarukan akan sesuatu.

Adek cantik, sekarang ketika kakak merasa hidup sering tidak adil. Kakak akan mengingat lagi tatapmu. Sebagai pengingat bahwa tidak ada hal yang perlu di sesali. Semuanya selalu punya sisi menyenangkan untuk disyukuri.

Adek kecil, apa kabarmu kini? Semoga kamu sehat dan bisa tumbuh menjadi sosok dewasa yang mampu membanggakan orangtuamu. Percayalah akan ada banyak keajaiban dari Sang Maha padamu. Gadis kecil dalam gerobak. :)

Salam sayang.
Dari kakak yang mungkin saja kamu tidak ingat.


Fakfak, 12 februari 2015

@dede_crh

Hari ke-14
#30HariMenulisSuratCinta

@PosCinta @MungareMike