Subscribe:

pulsa

Minggu, 08 Februari 2015

Gohan

Masih ingat, kamu yang setiap pagi "ngusel-ngusel" mukaku?
Mendatangi pintu kamar dan langsung naik diatas tempat tidurku.
Berusaha membangunkanku biar tidak terlambat sekolah.
Tidak berhenti mengganggu sampai kau tau aku telah memakai sepatu.
Kamu yang sibuk mengeluarkan suaramu jikalau pintu kamarku pagi hari tertutup dan tidak melihatku, kau akan terus begitu sampai ibuku tergopoh membukakan pintu.
Setelahnya kau berlari menyerbu.
Seolah tidak mengizinkanku memeluk nyamannya guling waktu pagi.
Dengan semangat memburu, kau tidak pernah absen menjadi alarmku.

Aku ingat persis, waktu itu sedang duduk diruang tamu.
Bersama tumpukan buku-buku disekitar.
Saat itu aku sedang disibukkan dengan minggu ulangan.
Yang menyita waktuku dan kurang memperhatikan kamu.
Suara gonggongan anjing tiba-tiba terdengar seru.
Awalnya aku tidak mau tau. Toh, memang banyak anjing disekitar rumah.
Tapi ternyata itu menjadi sebuah penyesalan dalam untukku.
Karena merasa terganggu, aku pun keluar melihat keadaan.
Dan apa, aku melihatmu terkurung diantara anjing-anjing itu.
Sendiri, dan tidak kuat melakukan apapun.

Aku panik, sedih.
Aku terlambat.
Tubuhmu terlalu kecil untuk segerombolan anjing menyebalkan itu.
Aku menangis sejadinya.
Baru kali itu aku merasa sedih yang sangat.

Ibu membungkusmu dengan kain.
Menguburkanmu dengan rapi di halaman depan rumah.

Ya, semenjak itu tidak ada lagi eonganmu.
Tidak ada lagi uselanmu.
Tidak ada lagi kamu yang membangunkanku setiap pagi.
Aku kehilangan teman kecilku.
Sampai sebesar ini, tidak ada yang bisa menjadi sama denganmu.

Pus.
Maaf tidak bisa menjagamu.


Fakfak, 8 februari 2015

Hari ke - 10.
#30HariMenulisSuratCinta

@dede_crh

@PosCinta @MungareMike