Subscribe:

pulsa

Sabtu, 07 Februari 2015

Tolong antarkan surat ini

Assalamu'alaykum..

Lusiyani k. yunaningsih, mudah-mudahan saya tidak salah menulis nama lengkapmu. Apakabar kamu? Masih kenal saya gak? semoga saja masih kenal, karena kalau gak kenal malu juga saya menulis ini. Hehe.

Kapan ya terakhir kita ketemu? 5 tahun lalu? 6 tahun? 7? Atau lebih? Saya juga tidak ingat persis kapan terakhir kali kita saling bercakap. Eh, kamu masih ingat saya gak sih? Kok saya tiba-tiba ragu. Saya memang bukan teman akrabmu mungkin, tapi setidaknya kita pernah kenal cukup dekat kan? Berawal dari teman di tempat mengaji yang sama berlanjut dengan berteman ala anak seumuran kita, kebetulan karena rumah kita yang tidak terlalu jauh jaraknya.
Kamu dimana sekarang? Kerja dimana? Terakhir yang aku tau kamu berkeinginan kuliah di jurusan HI? Saat mendengar itu saya dalam keadaan tidak tau menau apa itu HI, tapi sekarang tau kok. Hihi. :p Mudah-mudahan saya tidak salah. Kalau benar pasti sekarang kamu sudah bekerja di tempat keren ya? Atau mungkin kamu malah tidak sedang di Indonesia? Wah. :D Bapak ibu saya masih di manokwari lho, rumah saya juga tidak berubah. Masih tetap di tempat yang sama. Tapi kalau saya sekarang kebetulan dapat penempatan kerja di kota fakfak. Kapan-kapan kalau kamu kesini saya traktir jalan-jalan. ;)

Sebenarnya saya sudah lama ingin kembali menjalin silaturahmi denganmu. Sayang saja rasanya kalau pertemanan kita dulu yang lumayan dekat terputus begitu saja. Tapi entah kenapa begitu susah kamu dicari. Banyak kawan lama saya yang berhasil saya temukan di facebook, blog atau media sosial lain. Tapi namamu belum berhasil juga saya dapat. Mungkin kamu tidak suka dengan dunia maya? Atau mungkin saya yang salah menuliskan nama? Sejujurnya saya memang gagal mengingat apa kepanjangan dari huruf K dalam namamu. :(

Sulis. Hahaha. Kamu masih ingat nama itu? Nama buatmu sebagai panggilan canda dari bapak saya. Beliau tidak pernah menanyakanmu dengan "lusi mana?" tapi selalu dengan pertanyaan "sulis mana?" :p karena cukup seringnya kamu bermain di rumahku dan saya pun begitu. Kadang kamu suka sebel kalau bapak saya memanggil begitu, tapi kamu terlihat menerima panggilan itu. Saya jadi penasaran apa sekarang ada yang memanggilmu sulis juga?

Kalau diingat-ingat umur kita itu sedikit berbeda ya, kamu sedikit lebih tua dari saya. Tapi untuk anak seumuran kita dulu, semuanya terasa sama saja. Sungguh menyenangkan sekali ya jadi anak-anak. Tanpa beban, hanya senang bermain saja. Masih ingat kalau puasa, subuh setelah sahur di rumah masing-masing kita bertemu di masjid untuk shalat subuh dan setelah shalat subuh kita langsung berlari ke belakang sambil menunggu ceramah selesai dan bermain sendiri, kadang sampai tertidur gara-gara suasana pagi yang nyaman. Kalau teraweh sibuk mencari tempat biar kita bisa barengan, sampai sering dimarahin kalau ribut sendiri. Ah, kamu pasti kaget ya saya masih mengingat itu? Haha. Mungkin saja kamu tidak mengingatnya. Dulu, kamu termasuk sosok yang lebih dewasa dimata saya, diantara teman-teman sepermainan kita. Tapi itu tidak memupuskan cerita pertemanan kita waktu kecil. Kita masih suka bersenang-senang.

Eh lus, sebenarnya saya tidak tau apa surat ini bisa sampai pada kamu. Tapi tidak ada salahnya mencoba lagi. Siapa tau makhluk bernama internet ini mampu menghubungkan saya dan kamu sekali lagi. Sekedar mampu untuk menjalin kembali silaturahmi. Makanya saya mencoba menuliskan nama lengkapmu di awal surat. Siapa yang bisa menebak keajaiban waktu bukan? :)

Sudah dulu ya lus, saya takut kamu bosan dengan surat ini. Semoga saja dimanapun kamu berada selalu diberi nikmat iman dan kesehatan dariNya. Salam buat keluarga.

*kalau akhirnya kamu membaca surat ini, tolong balas ya*

Nb: terimakasih pak pos sudah mau jadi perantara yang mengantar, maaf kalau ini bukan termasuk surat cinta #wink ;)

Fakfak, 7 februari 2015

@dede_crh

#30HariMenulisSuratCinta
hari ke-9

@PosCinta @MungareMike